Apapun yang pernah terjadi diantara kita, lupakan lah.
Agar ringan langkahmu selanjutnya.
Aku selalu mendoakan bahagiamu.
Dan agar cerah masa depan hidupmu..

Aku menginginkan nya abadi sebagai takdir.

Namun kamu berkata takdir adalah jebakan untuk kita,

berlarut dalam lingkaran dilema.

Aku takkan pernah bisa mehanmu.

Melangkahlah kasih, tentukan takdirmu sendiri..

Kita mendayung perahu ke peraduan rindu.
Kelemahanku menjadikan mu kuat.
Sementara kelemahanmu, mebuat ku perih dan ringkih.
Nyata nya kita tak saling melengkapi satu sama lain..

Napak tilas kisah kita bertahun yang lalu.
Tentang tulus perasaanmu yang terlambat ku pahami.
Senja selalu punya cerita berbeda,
yang tak pernah habis terbaca.
Kamu, cinta yang singkat dan ketulusan yang sia-sia...

Hari-hari di kotaku, hujan, dingin, sunyi.

Tanpamu, tidak ada canda tawa kita,

juga tanpa hangat sentuh mu.

Bagaimana denganmu disana...?

Masihkah merindukan ku,

atau telah menemukan cinta yang lain...?

Sajak ini mewakili perasaanku.
Ingin bertanya banyak hal kepadamu,
namun lidahku kelu.
Sedangkan untuk menatap mata mu,
aku membutuhkan nyali yang lebih dari ini.

Air matamu menyatu bersama derasnya hujan
pada suatu senja.
Sementara aku hanya berdiri termanggu.
Menenangkan jiwamu..? Aku tak sanggup.
Namun melihatmu tersedu, hatiku sungguh pilu..

Bahkan ada pelangi setelah hujan,
pastikan hatimu siap untuk mencintai lagi.
Badai takkan selama nya menyelimuti jiwamu.
Percayalah padaku, yang selalu ada untukmu.

Hujan tak jua reda
menghadirkan kembali rasa yang pernah aku tinggalkan.
Malam menemaniku yang tertatih
memahami bahasa rasa yang kau sampaikan,

Bahagia bersamamu yang aku impikan.
Mendampingi saat badai menghantam
dinding kokoh hatimu.
Menyeka air matamu, saat pahit nya hidup menyapa.

Tentang cinta yang tidak berkesudahan.
Tentang rindu yang tidak tersampaikan.
Pada sudut malam yang ke-seribu,
aku masih menanti hadirmu tanpa ragu..

Teruntuk mu : Anggi Ahmad..

Aku jelaskan kali ini padamu.
Bagaimana rasaku saat kau datang dan pergi.
Kepada ku, kau mengadu ketika butuh.
Kemudian memastikan kali ini benar-benar menjauh.
Harapku, bahagiamu selalu.
Dengan atau tanpa aku,

Aku berusaha menempuh ribuan kilometer.

Berharap segala kisah kita berakhir dengan damai.

Nyata nya, sampai disana pun

bayangmu masih tetap menghantui..!!

Kenangan ku berpacu dalam angin.
Berharap ia kembali kepada hatimu.
Walaupun, mungkin saja hatimu telah beku.
Menolak segala pengharapan yang aku suguhkan.

Bahkan langit tidak pernah meminta syarat
pada warna senja yang nanar.
Jadi bagaimana aku bisa ikhlas,
jika mencintaimu pun memerlukan batas rasa..!!

Sengaja memang aku bangun lebih awal pagi ini.
Agar dapat menyaksikan embun dibawa pergi,
seiring datangnya cahaya mentari.
Sama hal nya dengan kamu.
Yang pergi seiring berjalannya waktu..

Malam ini biar ku lerai segala rasa padamu.
Meluapkan kenangan yang tak pernah beranjak.
Agar esok aku dapat melangkah dengan ringan.
Dan jika kenangan masih melekat,
kan ku anggap sebagai pelengkap hidupku.

Melengkapkan rasa yang masih harus
ku eja tanpa hadirmu.
Sedangkan lidah ku kelu
belajar melupakan lafal namamu.

"A memories that i couldn't forget.
Maybe you are the best that i ever had.
But my life must go on."

Tergesa - gesa mencintaimu sepeti bulan kesiangan.
Dan harus segera beranjak pergi.
Padahal senja akan membawa serta mu kembali,
pada malam yang panjang.
Sehingga aku bisa menelaah cahayamu yang pendar..

Ketika sekelebat kenangan kembali hadir.
Sebagaimana aku selalu menyingkap tirai jendela,
menanti kehadiranmu.
Dengan senyum sumringah kita menghabiskan perjalanan.
Kunikmati setiap wangi aroma tubuhmu.
Dulu...!!

Malam sudah beringsut mengundurkan diri,
pagi perlahan menjelang menghangatkankan raga.
Aku masih disini, termanggu merindukanmu.
Entah sudah berapa masa...

Kamu, jenguklah hatiku sekali lagi.
Karena aku masih pesakitan yang merindukanmu.
Sentuhlah aku, agar sembuh kemudian.
Atau jangan melihatku sama sekali.
Agar mati segala rasa ini..

Menghitung jarak dalam angin.
Aku gagal...!!
Bahkan aku sudah lupa berapa masa
yang ku habiskan untuk melupakanmu.
Kau mengajariku bagaimana cara menyayangi.
Tapi kau tak mengajariku bagaimana
cara menghapus rasa sakit.

Hanya karena mimpi semalam tentang mu.
Hancur sudah tembok hati yang ku bangun selama tiga tahun ini.
Dan keinginan itu hadir lagi.
Untuk bisa menatap matamu.
Menikmati setiap detik senyum dari bibirmu, lagi.
Akankah..??

Cintamu mengganggu ku, menghadirkan
getaran - getaran aneh yang tak ingin ku akui.
Aku kebasahan oleh hujan,
Namun tetap saja ada yang kering kerontang.
Disini, di hatiku.

Bisakah kita memilih untuk jatuh cinta kepada siapa..?
TIDAK.
Bisakah kita menghalangi hadir nya rindu..?
TIDAK.
Bisakah kita mengembalikan waktu yang sudah berlalu..?
TIDAK..!!!

Segala penat rasa ini,
ku simpul menjadi satu kisah yang tak tersampaikan.
Kasih, kecuplah lembut kening ku.
Agar melebur segala gundah yang ku rasa.
Walau hanya dalam mimpi malam ini saja..

Rinduku, tak perlu kau takar lagi.
Tak usah kau tanya lagi.
Embun pagi dan bintang malam,
akan sanggup menjabarkan nya untukmu.

Keinginan ku untuk terakhir kali jatuh cinta.
Yang segila-gila nya,
dan secinta-cinta nya.
Kepada siapa...?
Entahlah, biar waktu dan Tuhan yang menentukan segalanya.

Sudah ku pastikan untuk memaafkan
segala kesalahanmu dahulu dan kini.
Namun kembali bersamamu...??
Maaf kasih, aku tak sebodoh itu.
Karena tak ada kesempatan yang hadir berulang kali..

Kopi ini tak lagi pahit, karena kini kita duduk  bersama.
Menyaksikan senja kembali ke peraduan nya.
Sama hal nya dengan hatiku,
ia tahu kemana harus berlabuh..

Mungkin mencintai mu adalah sebuah kesalahan.
Tapi tak mengapa, takkan pernah ku sesali.
Pernah memiliki mu sudah cukup bagiku.
Walaupun tak pernah seutuh nya..

Penantian dan segala ketidak pastian yang tecekat diujung mimpi.
Pada malam kesekian, akhir nya rindu pun menjadi nyata.
Lalu cinta mana lagi yang ku pungkiri akan kehadiran nya..??

Hanya dengan melihat senyum manis mu.
Cukup, malam ini aku tak butuh seribu bintang.
Lelapkan aku dalam mimpi indah bersama mu.

Secangkir kopi hitam tanpa gula.
Serupa kenangan kisah kita.
Pahit dan melekat di sudut hati..

Aku memang berniat melupakanmu, pasti.
Namun waktu belum membawamu pergi berlalu.
Maka biarkan aku merindukanmu, lagi.
Hari ini, esok dan seterusnya. Hingga raut senyummu memudar.

Aku tidak pernah memaksamu untuk mengikuti jalan ku.
Karena kita mempunyai arti keindahan yang berbeda.
Aku hanya ingin kita bertemu di tujuan akhir yang sama,
dan waktu yang sama pula..

Kita tak bertatap.
Kita tak tersenyum.
Kita tak menyapa.
Dan kita mengingkari kehadiran satu sama lain.

Cepat atau lambat hidup akan berlaku adil.
Aku mengecewakanmu, dulu.
Kamu menyakitiku, kini.
Lepas seluruh segala rasa antara kita.
Seimbang, sekian.

Remember when,
air mata pertama yang ku atasnama kan cinta.
Menyesakkan dada, mengurung seribu senyum.
Kau tahu, bahkan bintang malam enggan menyapa ku.

Secangkir teh,
tak sempat ku suguhkan untuk mu.
Terburu berlalu mengikuti hati mu yang kian menjauh.
Sudahlah, ini kali terakhir aku harus melepas kepergian mu..

Untuk mu, yang dulu telah ku pilih untuk dicintai.
Pernahkah terpikir oleh mu,
bagaimana hidup ku setelah kau pergi dengan meninggalkan luka...?

Apapun yang kamu katakan.
Bagaimanapun kamu menolak nya.
Cinta akan tetap berada disana,
menunggu mu mengakui keberadaan nya...

Kita mencari-cari senja di penghujung hari.
Tak kunjung datang.
Terlambat kah...? Tak mungkin..
Mungkin tertutup awan kelabu,
serupa rinduku menunggu hadir mu..

Di titik ini, terakhir kali ku sebut nama mu.

Merelakan semua menjadi cerita lalu, tak perlu ragu.

Akan ku simpan rinduku dibawah rona merah senja..

Harus nya waktu tak bersahabat. Harus nya malam tak berbintang.

Harus nya kamu tak kembali. Harus nya tak ada lagi kesempatan.

Harus nya tak penah ada "KITA"...

Dibawah kilatan cahaya petir, dibawah deras nya rintik hujan.
Menapaki rasa di pekat nya malam.
Aku masih memikirkan sajak terindah untukmu.
Bagaimana dengan kamu..?
Sudahkah mengingat ku hari ini...?

Seribu puisi telah ku hantarkan untuk temani tidur mu.
Pulas kah..?
Tenang kah..?
Indah kah mimpimu...?
Adakah aku disana...?
Tolonglah, aku tetap ingin hadir bahkan jika untuk di dalam mimpimu.

Pergilah beranjak bersama semilir angin.

Bawalah pergi segala kenangan pahit bersamamu.

Hal terindah akan selalu ku simpan, sampai maaf terucap dari lubuk hatimu.

Aku pernah melukai perasaanmu.
Kemudian kamu membalas dengan menyakitiku.
Mari kita saling memaafkan dan melupakan satu sama lain.